ROTASI WUKU PAHANG
18-24 Januari 2015
|
Mpu Totok Brojodiningrat
Padepokan Keris Brojodiningrat, Surakarta
Acara: Menjelang Ritual Ruwat Bumi, Situs Kerajaan Pinang Sendawar,
Kutai Barat, Kalimantan Timur |
A. Pertautan Wuku Pahang dan Keris
Wuku Pahang, dibawah pengaruh Hyang Tantra. Begitu kuatnya nilai-nilai roh Batara Tantra ini sehingga di
belahan bumi tumbuh subur aliran semacam Tantrayana, Tantra Bhairawa dan
sebagainya. Leluhur Nusantara tidak sedikit yang gandrung akan aliran Bathara
Tantra.
|
Bathara Tantra, Simbol Wuku Pahang |
Di candi Sukuh, tepatnya pada suatu tempat yang sangat erotis, sebelah
barat kaki gunung Udayadri (jaman sekarang lebih masyhur dikenal dengan nama Gunung
Lawu), terdapat sebuah relief. Relief
itu menggambarkan suasana didalam besalen (tempat membuat keris) yang
bangunannya berbentuk Limasan Gigir Kebo.
|
Candi Sukuh
Memaknai Wuku Pahang dan Keris
Doc: Padepokan Keris Brojobuwono, Karanganyar, Jawa Tengah |
Didalam relief terdapat gambaran seorang Mpu dimana ia disertai seorang panjak
(tukang ububan) dengan posisi berdiri
dengan satu kaki. Posisi berdiri satu kaki itu menggambarkan salah satu sikap
yoga Hyang Tantra. Sorot mata sang Mpu terlihat Jatmiko (tajam penuh wibawa) ketika ia sedang menempa keris dengan Paron Dhengkul (lutut sebagai ganti
landasan besi tempa), dengan ageman/atribut yg masing masing mengirim pesan
kepada manusia di bumi sebagai berikut.
1. Sosok Mpu tersebut dengan model rambut Hagegelung Minangkoro cinandhi renggo (wus datan keweran dununging panembah marang
sesembahan jati) artinya: sudah tidak ragu lagi akan penyatuan terhadap
Tuhannya (manunggaling kawulo Gusti) atau
bersatunya antara kehendak Yang Disembah dengan Yang Menyembah;
2. Ditengah antara kedua alis memakai Pupuk Emas Rineka Jaroting Asem (budine ngrawit pindho jaroting asem). Maknanya: manusia harus halus
budinya melebihi lembut dan rumitnya serat buah asam;
3. Ditelinga menyelipkan Sumping
Pudhak Sinumpet (pinter api api
balilu). Maknanya: sebenarnya cerdas tapi tidak menampakkan kecerdasannya.
Berbeda dengan kondisi mental pada umumnya manusia di jaman sekarang, seperti
diingatkan dalam Serat Wedatama: Durung
Besus Kasusu Kaselak Besus (belum bisa apa-apa, tapi terburu-buru ingin
terlihat pintar);
4.
Ditangannya memakai Kelat
Bau Rineka Balibar Manggis Binelah Tekan Kendhagane (Njobo njero podho). Maknanya: antara ucapan dan tindakan selaras (sabdo pandhito ratu), jika berucap bisa
dipegang ucapannya, bukannya esuk tempe
sore dhele (lain sekarang, lain nanti kenyataan ucapannya);
5.
Memakai kalung Sangsangan
Nogo Bondo, dari arah kanan ke kiri (yen
prang campuh mundure yen wus prapteng lampus). Maknanya: jika sudah
mempunyai kesanggupan didalam sebuah perjuangan untuk bangsa, maka tidak akan
pernah mundur sejengkalpun, mundur jika sudah berkalang ibu pertiwi;
6.
Memakai Kampuh
Poleng Bang Bintulu, Abang, Ireng,
Kuning, Putih (memakai kain poleng merah, hitam, kuning, putih). Maknanya:
meletakkan nafsunya dibawah perut atau diluar tubuhnya, yaitu bukan ditunggangi
oleh nafsu Amarah, Aluamah, Supiah,
Mutmainah, akan tetapi mampu menyetir dan menunggangi 4 (empat) nafsu yg
melekat pada setiap individu yang memang merupakan anasir 4 (empat) asal muasal
badan wadag manusia. Adapun nafsu
empat tadi selalu menyeret manusia kepada:
a.
Abang/Api kepada nafsu amarah, emosi;
b.
Ireng/Tanah kepada Aluamah, urusan perut;
c.
Kuning/Air kepada nafsu Supiah, urusan birahi; dan
d.
Putih/Udara kepada nafsu Mutmainah, hal spiritual yang
jika berlebihan (over) akan
menimbulkan pamer (riya').
Begitu kentalnya spirit yang ditebarkan Hyang Tantra pada kehidupan umat
manusia yang mampu diserap oleh leluhur kita. Utamanya para Mpu keris di jaman
dahulu menitipkan pesan filosofisnya lewat maha karyanya, yaitu keris.
B. ROTASI WUKU PAHANG (Januari 2015)
Wuku Pahang rotasinya mulai dari tanggal 18 Januari (Minggu Paing) sampai
dengan tanggal 24 Januari (Sabtu Pon) 2015, selanjutnya diuraikan ringkas sebagai berikut.
Tanggal 18 Januari 2015 (Minggu Paing): Banyak sekali aral melintang,
segala sesuatu akan menjadi sandungan. Tidak baik, banyak halangan.
Tanggal 19 Januari 2015 (Senin Pon): seyogyanya menghindari bepergian untuk
urusan-urusan yang sangat penting, karena hasilnya tidak baik.
Tanggal 20 Januari 2015 (Selasa Wage): Hindari untuk bepergian yang
sifatnya penting, banyak aral lintangan, dan dibelakang hari bisa mendatangkan
celaka jika diterjang/dilanggar. Individu yang terlahir pada hari Selasa Wage,
Wuku Pahang termasuk Lebu Katiyup Angin
(perjuangan dan hasilnya tidak sebanding, cenderung merugi, banyak pengeluaran
tidak terduga).
Tanggal 21 Januari 2015 (Rebo Kliwon): Sangat baik untuk memulai bercocok
tanam, untuk sembarang kerja baik. Akan tetapi pantangan untuk Mantu/hajadan
pengantin, karena naasnya tanggal (Bangas
padewan). Individu yang terlahir pada hari Rabu Kliwon, wuku Pahang,
termasuk menyandang Lebu Katiyup Angin.
Tanggal 22 Januari 2015 (Kamis Legi): Baik untuk memulai beternak unggas,
seperti ayam, burung, itik dan lain sebagainya. Hari ini juga pantangan untuk
Mantu/hajadan perkawinan.
Tanggal 23 Januari (Jumat Paing): Tidak baik untuk bepergian urusan
penting. Tapi untuk memulai membongkar bangunan baik.
Tanggal 24 Januari 2015 (Sabtu pon): Sangat baik untuk pengobatan, berbagai
macam penyakit akan lebih mudah mendapat obat atau penanganan yang cocok pada
hari ini (bagi yang berkenan ikhtiar).
C. Pertautan Wuku Pahang dan Mangsa
Wuku Pahang pada kali ini masih dalam Pranoto Mongso Kapitu, yang
candranya:
Wisa Kentar Ing
Maruta" ing mongso iki akeh lelara panas lan weteng. Akeh kali banjir lan
kali gedhe, wong sesawah wiwit tandur. Bayi lahir ing mongso iki watake
Brangasan, seneng gawe larane atine liyan.
Artinya: Wisa (sejenis racun) yang berhamburan dibawa angin. Pada mongso
ini banyak sakit panas/demam dan sakit perut. Banyak sungai banjir, angin
besar/pohon tumbang dan tanah longsor. Petani mulai tanam. Bayi yang terlahir
pada mongso ini sifatnya cenderung Brangasan/emosional dan cenderung membuat
sakit hati sesama.
D. Teks Naratif Wuku Pahang
Wuku Pahang, dipengaruhi Dewa Bumi Batara Tantra.
- Kayunya Gendayakan, bisa
menjadi perlindungan orang yang sedang sakit.
- Burungnya Cocak, wataknya sangat
mudah mengeluarkan perkataan atau pendapat. Mempunyai jabatan/kedudukan.
- Gedungnya didepan, artinya terhadap hartanya ikhlas bila telah diberikan.
- Kata-katanya
sering menimbulkan panas di telinga orang yang mendengarkan.
- Air disebelah kiri,
punya kecenderungan untuk Serong. Punya
sifat iri hati.
- Celakanya: kena
aniaya. Selamatannya: Nasi Gurih
dengan lauk ingkung ayam putih mulus. Selawat 40 keteng.
- Kala/apesnya di
Selatan menghadap utara. Selama tujuh hari didalam wuku Pahang dari hari Minggu
hingga Sabtu menghindari perjalanan penting ke arah selatan.
Teks Asli:
Wuku Pahang, Dewane Hyang Batara
Tantra. Peksa luwih pangucape. Angiwakaken banyu neng wuri. Remen pangiwo
pambegkane. Amandhi Kris ligan, panas pangucape tur panasten. Gedhong malumah,
luwih boros nanging lila ing dunyane. Kayu Gendhayakan, dadi pangaubane wong
kawelas arsa lan wong minggat saking karya. Manuk Cocak, juweh wicarane.
Lambange nuju pati. Tegese rada pakewuh pikire, watak para tantang, nanging
rada kabrabean.
Candrane pulo katon katebihan,
misuwur sabarange. Suci jaba, nanging jruning tyas angkuh kalangkung. Tansah
prihatin. Bilahine kena kaniaya.
Tulak slamet ana sega wuduk dangdangan beras sepitrah. Iwak pitik mulus
linembaran kuluban warna sawelas. Slawate sangang ketheng. Dungane Rosul.
Pahang akeh manuk lengleng. Bilahine kena pasangan. Pangruwating bilahi jambu
klampok satampah lan ambengane weton. Kang darbe wuku yen peteng atine
nylametono weton pawukone. Kala ana kidul madhep mangalor.
[editor: anom s putra]
Terima kasih untuk share informasinya.
BalasHapusMatur Nuwun saya sgt berterimaksih dengan pemaparan ini saya yg lahir ini dan juga berkalung tali pusar saat hujan lebat petir gemuruh angin ini kelahiran saya Wuku Pahang di bali dari trah ato warih Brahmana dan asal Jawa Timur Bhetara Lelangit saya dan Moksah di Bali di Pura Luhur Uluwatu 🙏🙏🙏
BalasHapus