|
Bathara Kamajaya, Simbol Wuku Galungan |
Wuku merupakan tuntunan yang wingit. Kekuatannya mempunyai akurasi lebih tajam, baik dari sisi batin maupun perilaku, dibandingkan dengan horoskop Yunani.
Menurut analisis Mpu Totok Brojodiningrat (Padepokan Keris BROJODININGRAT Surakarta), Wuku Galungan yang menaungi tanggal 14-20 Desember 2014, mempunyai karakteristik hari sebagai berikut.
Minggu, 14 Desember 2014. Tidak baik untuk melakukan pekerjaan yang sangat penting (memulai untuk mendirikan bangunan, membuka usaha, boyongan dan pernikahan).
Senin dan Selasa (15-16 Desember 2014). Relatif sama dengan situasi pada hari Minggu, seyogyanya menghindari untuk mendirikan bangunan dan hal penting lainnya.
Rabu, 17 Desember 2014. Kategori hari Syarik Agung yang berarti suatu kurun waktu dengan pantangan besar karena "tulahnya" Agung. Hari syarik agung cenderung sulit untuk dinetralisir. Oleh karenanya, upaya bepergian untuk menangani urusan penting kemungkinan sangat besar halangan dan resikonya di kemudian hari.
Kamis, 18 Desember 2014. Hari yang baik untuk memulai usaha menyimpan padi dan urusan logistik pangan lainnya. Dalam skup yang lebih luas, hari kamis ini relevan sebagai upaya menanam modal, kongsi dagang, menjalin urusan kerjasama bisnis dan lain-lain.
Jum'at, 19 Desember 2014. Rahayu... Kurun waktu yang tepat untuk membongkar bangunan dan bepergian untuk mengurusi hal yang penting.
Sabtu, 20 Desember 2014. Kategori hari yang baik untuk urusan rekrutmen tenaga kerja, hingga urusan pencarian orang hilang.
Tuntunan ilmu pawukon semacam ini bukanlah "klenik". Ilmu pawukon (tentang Wuku) cenderung menjadi penanda bagi perencanaan dalam kehidupan modern yang kering terhadap aspek material-spiritual.
Pengembangan ilmu pawukon memiliki relevansi dalam kehidupan publik yang relasional dengan keputusan penting menyangkut kepentingan publik. Andai Anda adalah pemangku kepentingan, kelompok penekan dan komunitas elit-kebijakan, maka dengan berpijak pada amatan pawukon Wuku Galungan diatas, terdapat momen penting untuk pengambilan keputusan pada hari Kamis sampai dengan Sabtu.
Adapun hari lainnya merupakan kurun waktu untuk melakukan pembahasan opsi-opsi kebijakan publik; suatu kebijakan yang membutuhkan perbincangan, perdebatan dan analisis yang bersegi banyak.
Dalam kondisi hari Minggu sampai dengan Rabu sebaiknya tidak tergesa-gesa untuk mengambil keputusan, namun termanfaatkan sebagai hari penting untuk mengerucutkan opsi-opsi kebijakan publik. Pengambilan keputusan untuk membangun infrastruktur fisik sebaiknya didisain dalam hal kerangka waktu guna memaksimalkan implementasi dan mengoptimalkan output, outcome dan impact.
Aspek perencanaan dalam lingkup ilmu pawukon memerlukan "lelaku" di tingkatan faktual dan empiris. Ia menjadi tuntunan dan tidak sekedar sebagai tontonan tanpa makna. Situasi hari Kamis sampai dengan Sabtu, Wuku Galungan, dapat menjadi pilihan kerangka waktu "implementasi kebijakan" baik dalam kebijakan pertanian yang memproteksi "bibit/benih" petani Nusantara dari serangan kekuatan kapital hingga kerangka implementasi untuk mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan di wilayah masing-masing.*
Komentar
Posting Komentar
Konsultasi/diskusi lebih lanjut, silahkan posting di kolom komentar