WangSit

Wuku Sinta Minggu Pahing 23 Oktober 2022 Kolaborasi Bisnis Peternakan

Gambar
Watugunung, gugur. Mitologi pawukon ( astrology ) kali ini akan membuka kembali pemaknaan atas rotasi waktu, karakter orang, dan karakter hari . Wuku Sinta adalah wuku ( zodiac ) pertama dalam siklus pawukon ( astrology ). Dalam urutan zodiak Yunani,  Wuku Sinta  setara dengan zodiak  Aries  yang menempati urutan pertama. ~ Manuskrip Pawukon ~ Masing-masing wuku juga mempunyai pasangan mitologis seperti halnya zodiak. Mitologi Yunani kuno menyatakan, zodiak Aries berpasangan dengan Dewa Ares, sedangkan mitologi pawukon memberikan gambar-gambar simbolik bahwa wuku Sinta berpasangan dengan Bathara Yamadipati.  Untuk mengetahui tanggal kelahiran Anda termasuk dalam siklus Wuku Sinta atau tidak, Anda bisa menghitung sendiri melalui situs  BabadBali.com .  Data kelahiran Anda secara otomatis akan terkonversi pada wuku tertentu.  Mitos Dewa Ares dan Bathara Yamadipati mempunyai kemiripan karakter yakni sama-sama berkarakter pencabut nyawa. Dewa Ares mencabut nyawa orang melalui pertempuran,

Minggu Wuku Kuningan 21-27 Desember 2014: Kebijakan Pertanian, Kesehatan dan Bisnis BUM Desa


A. Amatan Pawukon

Wuku Kuningan, menurut amatan Mpu Totok Brojodiningrat (Padepokan Keris BROJODININGRAT, Surakarta), berlangsung pada tanggal 21-27 Desember 2014, dan bersamaan dengan Mongso Kanem.

Mpu Totok Brojodiningrat (Sumur Gumuling)

Candra terhadap Mongso Kanem, Desember 2014, adalah "Roso Mulyo Kasucian". Secara puitik ternyatakan: 
Woh-wohan podho tuwa/mateng. Mangsane sawah podho digaru. Bayi kang lahir ing mongso iki watakke lantip. [Artinya, buah-buahan semakin masak atau matang; waktunya sawah untuk digarap; bayi yang lahir pada "mongso" ini sifatnya lantip atau mempunyai kedalaman dalam memahami makna hidup].
Nilai kegunaan ilmu Wuku antara lain sebagai tanda perencanaan berskala mingguan, namun berdampak hingga beberapa tahun berikutnya.

21 Desember 2014, Minggu Wage. Rahayu, baik dalam perburuan rejeki. Bayi yang terlahir pada hari ini akan banyak rejekinya. Pantangannya adalah "menanam tembakau".

22 Desember 2014, Senin Kliwon. Rahayu, orang yang saling benci dan bermusuhan cenderung menjadi saling asih. Selain itu, hari ini relevan untuk mengobati orang yang sakit agar segera didekatkan pada kesembuhannya.Dalam hal bisnis, praktik berniaga akan banyak mendulang kesuksesan bila disertai dengan kesungguhan dalam melakukannya.

23 Desember 2014, Selasa Legi. Rahayu, hari yang tepat untuk menagih hutang dan hasilnya positif, begitu pula halnya untuk mencari pinjaman atau kredit.

Tombak Dhapur Gunungan (Koleksi: Anom Surya Putra); Karya: Mpu Basuki T Yuwana

24-25 Desember 2014, Rabu Pahing dan Kamis Pon. Rahayu, baik sekali sebagai waktu khusus untuk mencari orang hilang dan cenderung bertemu dengannya.

26 Desember 2014, Jum'at Wage. Hari yang tidak baik untuk melakukan sesuatu yang "wigati" atau sesuatu yang sangat penting. Misalnya, nikah, boyongan rumah, dan membangun rumah (jika dilakukan maka cenderung dilanda kerusakan dalam segala hal). Di lain pihak, hari ini cenderung baik untuk melakukan tindak spiritual, seperti memasang tombak pusaka pada landheyan-nya.

27 Desember 2014, Sabtu Kliwon. Rahayu, baik untuk mencari modal, mencari kredit atau pinjaman/modal usaha dan hutang.
Dewane Hyang Bathara Endra. Tan darbeni kaluwihan. Tan darbe Toya, tan darbe gedhong. Kayu resmijayakusuma. Luwih adi ing warnane. Nanging sumingkir paramean. Lan salamet panggalihe. Watak angkuh nanging nastiti. Manuk urang-urangan, sabarang karya nanging kumet. Tanpa umbul-umbul. Candrane garojogan. Rame wicarane keh gorohe. Mangka yen tinunjep prakara tan bisa. Bilahi kamuk. Tulak slamet ana sega punar dangdangan beras sepitrah. Iwake jajapan ginoreng. Kuningan lata paruthul. Bilahine tininggal batur lan busana. Pangruwating bilahi "Gedhang Mas Satundhun" kang kuning, lan ambengan weton. Slawate sawelas ketheng. Dongane slamet kabula. Kang darbe wuku yen peteng atine nylametana nuju weton pawukone. Kala aneng "Kulon" pitung dina aja marani goning kala (Serat Pawukon, taun 1833).
Bathara Indra, Simbol Wuku Kuningan

B. Interpretasi

Pawukon sebagai pengetahuan nusantara sejak ribuan tahun lalu menarik untuk dikembangkan dalam skup keilmuan psikologi maupun praksis kebijakan publik. Wuku Kuningan yang digambarkan diatas sekurang-kurangnya mempunyai tuntunan praktis dalam merencanakan kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini dapatlah dipastikan munculnya berbagi interpretasi yang "merdeka", tergantung rumusan kehendak dari diri kita masing-masing.

Dalam skup yang lebih luas seperti kebijakan publik, terdapat potensi untuk menggali karakter hari dalam lingkup analisa kebijakan publik. Wuku Kuningan, Mangsa Kanem, Desember 2014 menunjukkan lingkup kebijakan publik yang luas.

Pertama, implementasi kebijakan untuk memfasilitasi panen buah-buahan dan ketersediaan bibit, benih, pupuk dan modal untuk penggarapan sawah. Dalam konteks lahan yang sempit, beberapa model "hydrophonic" di perkotaan menarik sekali sebagai analogi terhadap "sawah" yang hendak digarap.

Kedua, kebijakan kesehatan dapat mengantisipasi ribuan "bayi baru lahir" yang lahir dalam kurun waktu 21-27 Desember 2014. Mereka adalah generasi penerus yang penting untuk menggerakkan kondisi perekonomian kedepan, baik melalui skema kewirausahaan maupun skema bisnis berskala global. Tingkat kematian ibu dan bayi baru lahir, sejauh pengalaman saya turut serta dalam suatu riset evaluasi kebijakan, disebabkan "waktu tempuh" dan kapasitas bidan/dokter di wilayah lokalitas. Waktu tempuh disebabkan infrastruktur yang buruk di beberapa Desa untuk menuju rumah sakit, dan disisi lain kurangnya bidan dan dokter dalam melayani masyarakat. Generasi sehat, cerdas dan banyak rejeki (sejahtera) ini sepatutnya untuk diantisipasi dengan penghormatan terhadap ibu hendak melahirkan dan bayi baru lahir.

Ketiga, perencanaan kebijakan anggaran yang berpihak kepada kepentingan publik. Geliat wirausaha dan bisnis di masa pemerintahan Jokowi-JK perlu diantisipasi dengan perangkat kebijakan yang memudahkan akses permodalan. Tanggal 23 Desember maupun 27 Desember tahun 2014 adalah momen tepat untuk pengambilan keputusan agar masyarakat mendapatkan akses seluas-luasnya dalam permodalan, baik melalui koperasi, bank, LKM dan BUM Desa.

Keempat, perencanaan bisnis. Melihat amatan tentang Wuku Kuningan diatas, maka insting bisnis pun mengemuka sedemikian rupa hingga terdapati peluang untuk mencari modal, kredit hingga penagihan hutang yang nantinya digunakan untuk permodalan pula. Di lain pihak, perencanaan bisnis yang diniatkan sungguh-sungguh pada tanggal 22 Desember 2014, akan berdampak positif dalam beberapa waktu kedepan.

Pawukon sebagai sumber pengetahuan juga memberikan alternatif waktu untuk melakukan rekonsiliasi dan mediasi. Tepat pada hari ibu, tanggal 22 Desember 2014, suasana yang melingkupinya adalah suasana rekonsiliasi dan mediasi. Siapapun yang bersiteru pada saat itu akan berbalik menjadi saling asih. Ini merupakan pesan-pesan moral yang patut untuk dibatinkan sedemikian rupa, apalagi dalam kondisi politik yang hiruk-pikuk dengan berbagai manuver. Suatu tontonan yang terkadang tidak memberikan tuntunan apa-apa bagi generasi kedepan.*


Komentar

Baca Juga:

Minggu Wuku Warigagung (21-27 Juni 2015): Netralisir Enerji Negatif, Membuat Pusaka, dan Perburuan Batu Mulia

Minggu WUKU KURUWELUT (25-31 Januari 2015): SATRIA WIRANG dan TALI WANGKE: 25-31 Januari 2015

Minggu Wuku Kurantil, 24-30 Mei 2015, Kehati-hatian Berniaga, Antisipasi "Nuju Pati"

Wuku Prangbakat Tanggal 4-10 September 2022 Ketahanan Pangan

Minggu/Wuku Julung Pujud, 9-15 Agustus 2015: Kehati-hatian Menyusun Strategi Politik

Minggu Wuku Warigalit, 14-20 Juni 2015, Berburu Batu Akik dan Tirakat "Pilkada"

Wuku Sinta Minggu Pahing 23 Oktober 2022 Kolaborasi Bisnis Peternakan

Minggu WUKU PAHANG DAN FILOSOFI KERIS, 18-24 Januari 2015

Minggu/Wuku Pahang 16-22 Agustus 2015: Pasangan Ideal dalam Pilkada (Pahang, Wugu dan Gumbreg)

Minggu Wuku Sinta, 3-9 Mei 2015, Membuka Peternakan Skala Besar