Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

WangSit

Wuku Sinta Minggu Pahing 23 Oktober 2022 Kolaborasi Bisnis Peternakan

Gambar
Watugunung, gugur. Mitologi pawukon ( astrology ) kali ini akan membuka kembali pemaknaan atas rotasi waktu, karakter orang, dan karakter hari . Wuku Sinta adalah wuku ( zodiac ) pertama dalam siklus pawukon ( astrology ). Dalam urutan zodiak Yunani,  Wuku Sinta  setara dengan zodiak  Aries  yang menempati urutan pertama. ~ Manuskrip Pawukon ~ Masing-masing wuku juga mempunyai pasangan mitologis seperti halnya zodiak. Mitologi Yunani kuno menyatakan, zodiak Aries berpasangan dengan Dewa Ares, sedangkan mitologi pawukon memberikan gambar-gambar simbolik bahwa wuku Sinta berpasangan dengan Bathara Yamadipati.  Untuk mengetahui tanggal kelahiran Anda termasuk dalam siklus Wuku Sinta atau tidak, Anda bisa menghitung sendiri melalui situs  BabadBali.com .  Data kelahiran Anda secara otomatis akan terkonversi pada wuku tertentu.  Mitos Dewa Ares dan Bathara Yamadipati mempunyai kemiripan karakter yakni sama-sama berkarakter pencabut nyawa. Dewa Ares mencabut nyawa orang melalui pertempuran,

Minggu WUKU KURUWELUT (25-31 Januari 2015): SATRIA WIRANG dan TALI WANGKE: 25-31 Januari 2015

Gambar
ROTASI WUKU KURUWELUT 25-31 Januari 2015 Mandau di Kutai Barat, Warisan Budaya Nasional Mpu Totok Brojodiningrat (berbaju hitam) Padepokan Keris Brojodiningrat bersama dengan Hari Supranoto, SH (Ketua Paguyuban Tosan Aji Pinang Sendawar; AJI GASAN) dan Mpu Basuki T. Yuwono (berbaju putih) A. BATHARA WISNU DAN WUKU KURUWELUT Wuku Kuruwelut yang menaungi adalah Batara Wisnu, senopati perang para dewata, pernah mengalahkan Prabu Watu Gunung tanpa menggunakan kesaktiannya, tapi dengan kecerdikannya. Oleh karenanya, dalam konteks komunikasi individu antar-wuku, orang yang dinaungi wuku Watugunung disarankan untuk berhati-hati saat berpapasan dengan wuku Kuruwelut yang dipayungi oleh putra kelima Hyang manikmaya ini. Batara Wisnu berkahyangan/bersemayam di Untarasegara. Sering ngejawantah atau  menjelma ke dunia untuk brastha watak angkoro budi candhala ambeg siya (angkara murka) dengan cara menitis. BATHARA WISNU Simbol Wuku Kuruwelut Senjata yang

Minggu WUKU PAHANG DAN FILOSOFI KERIS, 18-24 Januari 2015

Gambar
ROTASI WUKU PAHANG  18-24 Januari 2015 Mpu Totok Brojodiningrat Padepokan Keris Brojodiningrat, Surakarta Acara: Menjelang Ritual Ruwat Bumi, Situs Kerajaan Pinang Sendawar, Kutai Barat, Kalimantan Timur A. Pertautan Wuku Pahang dan Keris Wuku Pahang, dibawah pengaruh Hyang Tantra. Begitu kuatnya nilai-nilai roh Batara Tantra ini sehingga di belahan bumi tumbuh subur aliran semacam Tantrayana, Tantra Bhairawa dan sebagainya. Leluhur Nusantara tidak sedikit yang gandrung akan aliran Bathara Tantra. Bathara Tantra, Simbol Wuku Pahang   Di candi Sukuh, tepatnya pada suatu tempat yang sangat erotis, sebelah barat kaki gunung Udayadri (jaman sekarang lebih masyhur dikenal dengan nama Gunung Lawu), terdapat sebuah relief.  Relief itu menggambarkan suasana didalam besalen (tempat membuat keris) yang bangunannya berbentuk Limasan Gigir Kebo .  Candi Sukuh Memaknai Wuku Pahang dan Keris Doc: Padepokan Keris Brojobuwono, Karanganyar, Jawa Tengah Didalam

Profil Mpu Totok Brojodiningrat

Gambar
Rekam Jejak Budaya Mpu Totok Brojodiningrat Padepokan Keris Brojodiningrat, Surakarta Ketua dan pendiri Padepokan Keris "Brojodiningrat". Padepokan ini merupakan pengembangan dari Sanggar Tosan Aji "Sangkelat" yang didirikan pada tahun 1989 di daerah Surakarta.  Padepokan keris "Brojodiningrat" memiliki 3 (tiga) Besalen keris, yaitu Besalen di Mojolaban, sebelah timur Bengawan Sala ,  Besalen di Karang Pandan, Karang Anyar dan Besalen di Kartosura sebelah barat Surakarta. Mpu Basuki Teguh Yuwana (kiri), Mpu Totok Brojodiningrat (tengah) Erman Suparno (SNKI; kanan) Aktivitas dalam Organisasi Tosan Aji Ketua Paguyuban Tosan Aji "Brojodiningrat" kabupaten Sukoharjo,  Ketua "Boworoso Tosan Aji Sujatmoko" Surakarta.                     Pengurus Paguyuban pangrukti tosan aji / Pasupati, Surakarta.       Ketua Paguyuban "Mahening Suci" pelestarian Sendang/mata air, sumur tua.    

Minggu Wuku Julung Pujud, 11-17 Januari 2015: Tumbuhnya Generasi Paripurna

Gambar
"Rotasi Wuku Julung Pujud, 11-17 Januari 2015" Mpu Totok Brojodiningrat Padepokan Keris Brojodiningrat Surakarta Mpu Totok Brojodiningrat (baju hitam) Peluncuran Buku "Kujang", Gedung Indonesia Menggugat , Bandung Bersama Mpu Basuki Teguh Yuwana (sisi kiri) dan Sri Mpu Darmapala Vajrapani dari Bali (Tengah) A. Kisah Generasi Paripurna Wuku Julung Pujud, dewa yg mempengaruhi adalah Batara Guritna. Dalam versi Redisutan , Batara Guritna adalah Spirit/jiwa dari Jabang Tetuka, Koconagoro, Purbaya , yang proses berkembang dan dewasanya digembleng di pusat pendadaran bernama Kawah Candradimuka . Bathara Guritna, Simbol Wuku Julung Pujud Kawah Candradimuka secara simbolik merupakan inti dari lelehan pijarnya magma untuk membentuk sebuah generasi baru yang mumpuni. Generasi baru ini mempunyai sikap mental yang gagah berani, tangguh, tanggon dan memiliki sifat tanggung jawab tinggi. Ibarat ber- otot kawat balung wesi (otot kawat, tulan

Minggu Wuku Mandhasiya, 4-10 Januari 2015: Hindari Pecah-Belah dan "Provokasi", Teladani Wisanggeni

Gambar
Mpu Totok Brojodiningrat; Kirab Pusaka; Membawa Pusaka Keris dalam ukuran panjang Mpu Totok Brojodiningrat, Padepokan Keris BROJODININGRAT, Surakarta, menyatakan, watak Bathara Brahma akan berpengaruh terhadap suasana batin individu yang terlahir pada Wuku Mandhasiya (dilafalkan: Mondosiyo). Ia akan cenderung mudah memecah belah paksa hubungan harmonis, seperti yang dilakukan oleh Bathara Brahma kepada putrinya sendiri, Dewi Dersanala dengan Arjuna.  Alkisah, sikap Brahma itu merupakan hasil hasutan Batari Durga. Hasutan/provokasi tersebut pada akhirnya membuahkan konspirasi yang berujung pada ke-wirang-an dengan munculnya bayi Ajaib yaitu Wisanggeni yang terlahir dari rahim seorang ibu yg didzolimi (Dewi Dresanala). Pada Wuku Mandhasiya, terjadi adu kekuatan antara kekuatan Bathari Durga dan kekuatan “api” (Bathara Brahma).  Uraian berikut ini adalah hasil wawancara tulis dengan Mpu Totok Brojodiningrat yang mempertautkan pawukon (ilmu tentang wuku), pewayangan, keris dan

Minggu Wuku Langkir [28 Desember 2014 - 3 Januari 2015] dan Tahun Baru 2015: "Aura" Bathara Kala

Gambar
A. Sekilas Bathara Kala Pertautan antara Wayang dan Pawukon (ilmu tentang Wuku; astrologi) amatlah unik. Mpu Totok Brojodiningrat (Padepokan Keris Sumur BROJODININGRAT, Surakarta) memberikan interpretasi yang menarik, utamanya berkaitan dengan fenomena Wuku Langkir yang menaungi akhir tahun 2014 sampai dengan awal tahun 2015. Bathara Kala, Simbol Wuku Langkir Wuku Langkir yang menaungi adalah Hyang Bathara Kala, terjadi dari “Kama Salah” (air mani yang tidak tersalurkan dengan semestinya). Ketika Sang Hyang Manikmaya bersama istrinya, Dewi Uma,  nganglang jagad  naik Lembu Andini, di atas Nusakambangan, lembayung senja  sinarnya menerpa betis indahnya Dewi Uma. Hingga, Hyang Manikmaya “ Katetangi Brantaning Manah”  (menggigil dalam hasrat), saat itu pula ingin sekali diladeni hasratnya oleh Dewi Uma diatas punggung Lembu Andini. Akan tetapi sang Dewi Uma menolaknya, disamping malu melakukan hubungan intim di tempat terbuka, juga sedang diatas kendaraan, pamali /pantanga