WangSit

Wuku Sinta Minggu Pahing 23 Oktober 2022 Kolaborasi Bisnis Peternakan

Gambar
Watugunung, gugur. Mitologi pawukon ( astrology ) kali ini akan membuka kembali pemaknaan atas rotasi waktu, karakter orang, dan karakter hari . Wuku Sinta adalah wuku ( zodiac ) pertama dalam siklus pawukon ( astrology ). Dalam urutan zodiak Yunani,  Wuku Sinta  setara dengan zodiak  Aries  yang menempati urutan pertama. ~ Manuskrip Pawukon ~ Masing-masing wuku juga mempunyai pasangan mitologis seperti halnya zodiak. Mitologi Yunani kuno menyatakan, zodiak Aries berpasangan dengan Dewa Ares, sedangkan mitologi pawukon memberikan gambar-gambar simbolik bahwa wuku Sinta berpasangan dengan Bathara Yamadipati.  Untuk mengetahui tanggal kelahiran Anda termasuk dalam siklus Wuku Sinta atau tidak, Anda bisa menghitung sendiri melalui situs  BabadBali.com .  Data kelahiran Anda secara otomatis akan terkonversi pada wuku tertentu.  Mitos Dewa Ares dan Bathara Yamadipati mempunyai kemiripan karakter yakni sama-sama berkarakter pencabut nyawa. Dewa Ares mencabut nyawa orang melalui pertempuran,

Minggu Wuku Julung Pujud, 11-17 Januari 2015: Tumbuhnya Generasi Paripurna


"Rotasi Wuku Julung Pujud, 11-17 Januari 2015"
Mpu Totok Brojodiningrat
Padepokan Keris Brojodiningrat Surakarta


Mpu Totok Brojodiningrat (baju hitam)
Peluncuran Buku "Kujang", Gedung Indonesia Menggugat, Bandung
Bersama Mpu Basuki Teguh Yuwana (sisi kiri) dan
Sri Mpu Darmapala Vajrapani dari Bali (Tengah)
A. Kisah Generasi Paripurna

Wuku Julung Pujud, dewa yg mempengaruhi adalah Batara Guritna. Dalam versi Redisutan, Batara Guritna adalah Spirit/jiwa dari Jabang Tetuka, Koconagoro, Purbaya, yang proses berkembang dan dewasanya digembleng di pusat pendadaran bernama Kawah Candradimuka.

Bathara Guritna, Simbol Wuku Julung Pujud

Kawah Candradimuka secara simbolik merupakan inti dari lelehan pijarnya magma untuk membentuk sebuah generasi baru yang mumpuni. Generasi baru ini mempunyai sikap mental yang gagah berani, tangguh, tanggon dan memiliki sifat tanggung jawab tinggi. Ibarat ber-otot kawat balung wesi (otot kawat, tulang besi), sungsum gegolo (sungsum inti nuklir). Sosok generasi yang mampu terbang menggapai langit lazuardi dan membelah mega-mega yang merangkak di cakrawala.

Tubuh generasi yang memancarkan medan energi dahsyat tiada tara untuk menetralisir panas dan curah derasnya air hujan, karena limambaran pusaka sakti berupa baju atau Kutang Antakusuma dan Caping Basunando. Bahkan sang generasi itu mampu melanglang buwana (dunia) dan segala medan, tanpa terdeteksi oleh radar lawan. Ibarat "Kayu aeng, Lemah sangar dadi towo", karena ia memiliki Kasut podo kacarmo, yaitu sepatu yang tercipta dari kulit penjaga bumi berwujud naga bernama Sang Hyang Ananta Kusuma.

Namun, generasi paripurna ini harus lebih awal gugur sebagai kusuma bangsa. Lantaran dijadikan tumbal atau tameng hidup oleh titisan Wisnu Batara. Ini terjadi dalam situasi langkah penyelamatan terhadap Arjuna dari senjata pamungkas yang bernama panah Kunta Wijayandanu. Senjata pamungkas itu dilepas oleh Surya Putra/Karna Basusena dalam perang suci antara Darma dengan Adarma di padang Kuru Kasetra nan angker.

Bathara Guritna telah mempersiapkan generasi berikutnya, putranya, yaitu Sasikirana. Ibarat persalinan atau melahirkan, sekecil apapun harus berdarah darah, maka Bathara Guritna itulah yang berdarah tumbal untuk menghantarkan Sang Sasikirana.

B. Pawukon Skala Harian

Tgl 11 Januari 2015 (Minggu Kliwon): Rahayu, menguntungkan untuk mengikat kerjasama, menjalin persaudaraan kian erat. Orang yang terlahir pada hari Minggu Kliwon wuku Julung Pujud ini termasuk Lebu Katiyup Angin (apa yg diperjuangkan hasilnya cenderung tidak sesuai atau muspra/sia sia).

Tanggal 12 Januari 2015 (Senen Legi): Baik untuk membebaskan orang yg terbelenggu, merekrut tenaga kerja bagus, untuk mencari jodoh cepat dapat. Akan tetapi Naasnya tanggal, hindari punya hajat mantu/perkawinan.

Tanggal 13 Januari 2015 (Selasa Paing): Untuk bepergian niaga baik. Njabung pusaka atau memasang perangkat pusaka seperti tombak dan keris. Orang yang terlahir pada hari Selasa Paing wuku Julung Pujud termasuk Satriya Wirang (dalam perjalanan hidupnya sering sekali mendapat malu baik karena perbuatannya sendiri maupun karena ulah orang lain).

Tanggal 14 Januari 2015 (Rabo Pon): baik untuk segala keperluan. Baik untuk njamasi pusaka seperti keris, tombak dan lain sebagainya, termasuk didalamnya untuk pasang warangka.

Tanggal 15 Januari 2015 (Kamis Wage): tidak baik untuk keperluan penting dalam segala hal, menghindari bepergian, banyak Sambikolo/halangan.

Tanggal 16 Januari 2015 (Jum'at Kliwon): Tidak baik untuk merencanakan sesuatu (planning) karena rencananya hanya akan membawa bencana. Naasnya/sialnya tanggal, hindari mantu atau hajadan perkawinan dan hajatan penting lainnya.

Tanggal 17 Januari 2015 (Sabtu Legi): Rahayu. Baik untuk Menanam modal, menyimpan padi dilumbung atau dilogistik, memulai usaha pangan dan sejenisnya.      

Individu yang terlahir pada kategori Lebu Katiyup Angin dan Satriyo Wirang, seyogyanya diruwat Pawukon untuk mentralisir energi negatif yg menyelimutinya.

C. Pranata Mangsa dan Wuku Julung Pujud

Di dalam Pranoto mongso Wuku Julung Pujud, pada bulan Januari ini masih didalam rotasi mongso Kapitu, candranya: "Wisa Kentar Ing Maruta".

Ing mongso iki akeh lelara panas lan weteng. Akeh kali banjir lan angin gedhe. Wong sesawah wiwit tandur. Bayi lair ing mongso iki watake Brangasan, seneng gawe lara atine liyan.

Artinya: racun atau sesuatu yg berbisa, berhambur dibawa angin. Banyak orang sakit panas dan sakit perut. Banyak bencana banjir dan angin ribut, tanah longsor. Para petani mulai tanam. Bayi yang terlahir didalam mongso ini wataknya cenderung Emosional dan mudah membuat sakit hati sesama.

Salah satu solusi spiritualitas yang diwariskan leluhur Nusantara adalah ruwatan pawukon terhadap bayi yang terlahir dalam situasi pranoto mongso kapitu, wuku Julung Pujud. Prasyarat simbolik untuk mengatasi karakter emosional dalam rotasi tersebut antara lain berupa ruwatan pawukon dengan tumpeng, seperti diuraikan dalam bagian narasi wuku Julung Pujud berikut ini.


D. Narasi Wuku Julung Pujud

Wuku Julung Pujud: dewanya Batara Guritno. Kayunya: Rembuyut, indah dalam pandangan mata, banyak orang mencarinya walau tidak berbunga. Burungnya: Emprit Tondang. Wataknya dekat dengan keberuntungan, menjadi buah bibir yang baik. Julung Pujud: Lengkowo (menyenangkan hati orang). Bilahi atau celakanya: Jika ditenung/diguna-guna. Wilujengan/selamatannya: Tumpeng dengan lauk daging ayam merah. Selawat: 50 keteng. Kala/apesnya berada di Barat laut menghadap tenggara. Disaat rotasi wuku Julung Pujud selama 7 (tujuh hari), mulai hari Minggu sampai Sabtu menghindari berjalan ke arah Barat laut.

Teks asli:

Wuku Julung Pujud: Dewa Hyang Bathara Guritna. Remen rame tur becik pocapane lan ana lungguhe lan ana kawiyasane. Tan darbe gedhong tan darbe toya. Kayu Rembuyut abagus warnane. Tanpo gondo saenggon enggon diupoyo. Manuk Prit johan asugih nanging geng kersane. Remit artine gunung ing ngarsane. Tandha geng kersane tur lumuh kaungkulan barang karepe. Lambanging teja lengkawa kukuwung, tegese blere abagus candrane baita ing laut. Ngalor ngidul nggennyo ngupoyo tedho, nanging tan kirang rijeki. Bilahine kateluh. Tulak slamet ana tumpeng dangdangan beras sepitrah. Iwakke pitik abang pinanggang, kuluban warna sanga. Slawate tigang dasa ketheng, dongane Bolo srewu. Julung Pujud keh lara sambarimpung. Bilahi winisaya. Pangruwating bilahi gedhang becici satundhun kang sinang, lan ambengan weton. Kang darbe wuku iki yen peteng atine nylametono nuju weton pawukone. Kala wuku neng Ler Kilen marep mangidul ngilen pitung ndina.


E. Keris dan Wuku Julung Pujud

Keris yang cocok bagi individu yang ber-Wuku Julung Pujud adalah keris keluk (Luk), yaitu dhapur Sabuk Inten, Sabuk Tampar, Carang Soka dan dhapur Pandawa Lare, Pandawa Cinarita.

Catatan Editor (Anom Surya Putra):

Dibawah ini terdapat uraian ringkas tentang perbandingan antara keris dhapur Sabuk Inten (Luk 11) dan Sangkelat (Luk 13). Dikutip dari Forum Diskusi Vikingsword pada http://www.vikingsword.com/vb/showthread.php?p=50028 

Almost every collector who collect Javanese kerises in Java, know this popular dhapur "sabuk inten" (diamond belted), with 11 luks. As popular as Nagasasra (mostly thirteen luks, with naga or dragon relief). For comparison, I show you the dhapur "sengkelat" (thirteen luks) with almost similar "ricikan" (details) -- only differed by luks number... (The sengkelat with Solonese hilt is from 21th century, and the Sabuk Inten with Yogyanese hilt supposed to be from Mataram era. Or say it, keris with Mataram style)

The wood of the "branggah" style sheath is quite rare. It is from "nagasari" wood (Messua ferrea Linn.). Nagasari tree, is believed, came from part of India. The name of origin is "nagakesara". Or maybe in Malay, you may call it as "penaga lilin, penaga putih or penaga suga. Correct me if I'm wrong...


Ganjawulung
Attached Images
      



Komentar

Baca Juga:

Minggu Wuku Warigagung (21-27 Juni 2015): Netralisir Enerji Negatif, Membuat Pusaka, dan Perburuan Batu Mulia

Minggu Wuku Kurantil, 24-30 Mei 2015, Kehati-hatian Berniaga, Antisipasi "Nuju Pati"

Wuku Prangbakat Tanggal 4-10 September 2022 Ketahanan Pangan

Minggu/Wuku Julung Pujud, 9-15 Agustus 2015: Kehati-hatian Menyusun Strategi Politik

Minggu Wuku Warigalit, 14-20 Juni 2015, Berburu Batu Akik dan Tirakat "Pilkada"

Minggu WUKU KURUWELUT (25-31 Januari 2015): SATRIA WIRANG dan TALI WANGKE: 25-31 Januari 2015

Wuku Sinta Minggu Pahing 23 Oktober 2022 Kolaborasi Bisnis Peternakan

Minggu WUKU PAHANG DAN FILOSOFI KERIS, 18-24 Januari 2015

Minggu/Wuku Pahang 16-22 Agustus 2015: Pasangan Ideal dalam Pilkada (Pahang, Wugu dan Gumbreg)

Minggu Wuku Sinta, 3-9 Mei 2015, Membuka Peternakan Skala Besar