WangSit

Wuku Sinta Minggu Pahing 23 Oktober 2022 Kolaborasi Bisnis Peternakan

Gambar
Watugunung, gugur. Mitologi pawukon ( astrology ) kali ini akan membuka kembali pemaknaan atas rotasi waktu, karakter orang, dan karakter hari . Wuku Sinta adalah wuku ( zodiac ) pertama dalam siklus pawukon ( astrology ). Dalam urutan zodiak Yunani,  Wuku Sinta  setara dengan zodiak  Aries  yang menempati urutan pertama. ~ Manuskrip Pawukon ~ Masing-masing wuku juga mempunyai pasangan mitologis seperti halnya zodiak. Mitologi Yunani kuno menyatakan, zodiak Aries berpasangan dengan Dewa Ares, sedangkan mitologi pawukon memberikan gambar-gambar simbolik bahwa wuku Sinta berpasangan dengan Bathara Yamadipati.  Untuk mengetahui tanggal kelahiran Anda termasuk dalam siklus Wuku Sinta atau tidak, Anda bisa menghitung sendiri melalui situs  BabadBali.com .  Data kelahiran Anda secara otomatis akan terkonversi pada wuku tertentu.  Mitos Dewa Ares dan Bathara Yamadipati mempunyai kemiripan karakter yakni sama-sama berkarakter pencabut nyawa. Dewa Ares mencabut nyawa orang melalui pertempuran,

Minggu Wuku Sungsang, 5-11 Juli 2015, Larangan Menyerang Lawan Politik, Kemudahan Transaksi, Sesambungan dengan Leluhur

Mpu Totok Brojodiningrat dalam Acara Ritual
Merampungkan Keris untuk Joko Widodo dan Jusuf Kalla,
Padepokan Brojobuwono, Karanganyar Jawa Tengah


Kisah Simbolik Padewan 

Batara Guru atau Sang Hyang Manikmaya adalah penguasa Kahyangan sangat berkehendak (baca: meng-idam-idam-kan) mempunyai keturunan yang mumpuni/ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Disamping juga ia berkehendak ada seorang putera yang sakti mandraguna ora tedhas tapak paluning pande sisaning gurinda (kebal lahir batin) yang pilih tanding untuk bisa memusnahkan Prabu Nilarudraka.

Prabu Nilarudraka adalah Sosok raja raksasa yang Merong kampuh jinggo mbondhan tanpo ratu (memberontak) ke kahyangan. Ia berhasrat mempersunting salah seorang bidadari yang amat kondang, sexy, dan menggairahkan bernama Batari Gagar mayang.

Batara Narada sebagai sesepuh dan penasehat utama kahyangan yang amat cerdik dan waskita, lalu merancang skenario briliant guna mewujudkan impian dan harapan Batara Guru agar mendapatkan seorang putera yang cerdas dan berpengetahuan seluas tujuh samudera yang tak bertepi. Batara Narada sangat paham bahwa Liman (gajah) membawa sifat dasar berdaya ingat sangat kuat, disamping volume otak yang amat besar melebihi binatang lain yang ada dibumi ini.

Batara Narada yang cerdik dan gudangnya ide itu berfikir: alangkah dahsyat dan hebatnya bila otak gajah yang amat besar itu di-cangkok dengan sel-sel otak manusia. Tentu saja kelak akan menjelma sosok penasehat utama dengan kombinasi otak limited yang super cerdas.

Maka diperintahkanlah kepada Batara Indra untuk menuntun tunggangannya yaitu Gajah Erawana dengan cara diam-diam dibelakang Dewi Uma (istri Batara Guru). Betapa kaget dan terkejut setengah mati Dewi Uma yang saat itu sedang mengandung ketika menoleh kebelakang melihat Gajah.
Bathara Ganesa, Simbol Padewan
Minggu Wuku Sungsang

Sambil memekik tertahan lari ketakutan dengan tanpa sadar tangannya cincing (menarik) kain jarit tinggi-tinggi. Hingga menyembul jelas betis indahnya mencorong bagaikan emas sinangling yang menawarkan hasrat pada gelora birahi lelaki. Sehingga ia lupa mengucapkan "Amit amit jabang bayi" seperti lumrahnya yang diucapkan para wanita mengandung ketika melihat perwujudan yang menakutkan atau menjijikkan baginya. Pengaruh keterkejutan sangat terpatri kuat dalam jiwa Dewi Uma.

Saat kandungan dalam rahim Dewi Uma genap hitungannya Nawa candra dasa ari (sembilan bulan sepuluh hari), seketika itu Myak langse gumbolo giri mijil kang jabang bayi (terlahir dari rahim bayi super sehat yang berbadan manusia berkepala gajah). Kelak anak yang terlahir ini lebih dikenal dengan nama Batara Ganesa.

Beberapa saat setelah lahir, Batara Ganesa dibawa oleh Batara Narada ke palagan (medan perang) untuk menandingi kesaktian Prabu Nilarudraka yang sedang mengamuk di kahyangan. Peperangan dua tokoh sakti itu efeknya sampai menimbulkan tsunami dan letusan gunung, sehingga tercipta lindu (gempa) yang menggoncangkan bumi seluruh isinya.

Akhirnya peperangan dimenangkan oleh Batara Ganesa. Binasalah raja raksasa berikut dengan para bala pasukannya tanpa meninggalkan sisa. Tumbal dan pertanda nyata lahirnya simbol dewa pengetahuan dan pendidikan.

Untuk selanjutnya batara Ganesa mendapat kepercayaan tugas memberi ilmu pengetahuan kepada umat manusia di tribuana (tiga dunia), diagungkan sebagai sumbernya segala ilmu, sebagai dewa pengatahuan, sastra dan penyebar ilmu.

 Karakter Hari dalam Minggu Wuku Sungsang

 Wuku Sungsang dibawah pengaruh Batara Ganesa. Durasi dalam minggu ini di mulai dari tanggal 05 Juli 2015 (Minggu Kliwon) ~ 11 Juli 2015 (Sabtu Legi).

Sifat wuku Sungsang dalam minggu ini dipengaruhi watak Mongso "Kasa": Baik untuk mencari kenalan baru menjalin persahabatan, berbesanan, bertransaksi dalam berniaga, bercocok tanam. Pantangan: Memanjat Pohon, Menebang Pohon, Menyerang Lawan Politik ataupun berperang.

Lukisan Pawukon
Karakter Hari dalam
Minggu/Wuku Sungsang
Tanggal 05 Juli 2015 (Minggu Kliwon): Hari ini hari Lebu Katiyuping Angin (debu yang tertiup angin). Hal-hal yang dikerjakan hasilnya cenderung sia sia tanpa hasil. Hindari bepergian jauh, karena rentan mendapat sakit fisik dan sakit hati serta mendapatkan malu.

Tanggal 06 Juli 2015 (Senin Legi): Rahayu. Baik untuk memasang tumbal gedung perkantoran, tempat usaha, rumah, perkebunan, sawah. Pada hari ini orang yang berniyat jahat dengan cara mengirim guna guna dan sejenisnya tidak kesampaian alias gagal total.

Tanggal 07 Juli 2015 (Selasa Paing): Hari ini bertepatan Satriya Wirang (mendapat malu besar). Tidak baik untuk segala kerja atau keperluan. Akan tetapi untuk menjala ikan baik, mencari buruan negara dan pasang jebakan juga baik.

Tanggal 08 Juli 2015 (Rabo Pon): Rahayu. Untuk bepergian mendapat hasil dan hatinya suka. Begitu juga dengan pekerjaan pekerjaan lainnya, hasilnya baik.

Tanggal 09 Juli 2015 (Kamis Wage): Hari ini wataknya Rahayu. Orang sangat mudah saling Mempercayai. Mengadakan perjanjian kerja sangat baik. Melakukan transaksi atau mas kawin/mahar baik. Bepergian selamat.

Tanggal 10 Juli 2015 (Jumat Kliwon): Rahayu. Sangat baik untuk mendoakan leluhur. Saat yang afdol untuk sesambungan dengan para Leluhur. Bayi yang terlahir pada hari ini banyak rejeki dan cenderung kaya raya.

Tanggal 11 Juli 2015 (Sabtu Legi): Hari ini seyogyanya berhati-hati untuk segala kegiatan atau beraktivitas.

Karakter Psikologis Invidividu Kelahiran Wuku Sungsang

Wuku Sungsang: Dewanya Batara Ganesa.
Pohonnya: Kayu tangan. Wataknya: lebih suka menggunakan tangannya kalau mengerjakan sesuatu.
Burungnya: Nuri. Sangat boros. Lila legowo jika hartanya diminta. Dalam hidupnya merasa tidak selalu dihinggapi kebahagiaan. Sangat ambisi untuk mendapatkan harta atau yang diinginkannya.
Sungsang mega mendung, artinya: mudah gelap mata dan gelap hati.
Celakanya: jika terkena besi.
Kolo/bahaya: Berada di Timur menghadap Barat. Individu yang terlahir atau berwuku Sungsang saat memasuki wuku Sungsang jangan bepergian jauh ke arah Timur.

Keris yang cocok bagi wuku Sungsang: Keris dapur Sabuk Inten, keris dapur Sabuk tampar, keris dapur Pandawa, keris dapur Carang soka.*

Komentar

Baca Juga:

Minggu WUKU PAHANG DAN FILOSOFI KERIS, 18-24 Januari 2015

Minggu Wuku Gumbreg, 7 -13 Juni 2015, Turunnya Wahyu Kepemimpinan di Ratawu

Minggu WUKU KURUWELUT (25-31 Januari 2015): SATRIA WIRANG dan TALI WANGKE: 25-31 Januari 2015

Minggu/Wuku Wuye 27 September-3 Oktober 2015: Berpasangan Ideal dalam Pilkada dengan Landhep-Kuningan, Bercincin Sunkist Borneo

Minggu Wuku Kulawu, 12-18 April 2015, Hari Baik Memutuskan UU dan Penetapan Hukum

Minggu Wuku Marakeh, 1-7 Februari 2015, Saat Membongkar Bangunan

Profil Mpu Totok Brojodiningrat

Minggu Wuku Maktal, 22-28 Februari 2015, Kehati-hatian dalam Investasi

Minggu Wuku Julung Pujud, 11-17 Januari 2015: Tumbuhnya Generasi Paripurna

Minggu Wuku Manahil, 8-14 Maret 2015, Memulai Tanaman Bunga dan Bisnis Properti