|
Mpu Totok Brojodiningrat, Memimpin ritual kirab Tombak Pusaka
"Kyai Kali Pepe" untuk Kelurahan Sudiprajan, Pasar Gede, Surakarta, Jateng (2015) |
Wuku Gumbreg, durasi dari tanggal 07 Juni 2015 ~ 13 Juni 2015 ( Minggu Paing ~ Sabtu Pon ).
Tanggal 07 Juni 2015 ( Minggu Paing ):
Tidak baik untuk bepergian jauh dan urusan penting. Untuk segala urusan banyak terjadi kebuntuan.
Tanggal 08 Juni 2015 ( Senin Pon ): Di bumi manusia banyak mengalami
kesialan.
|
Lukisan Pawukon, Wuku Gumbreg |
Tanggal 09 Juni 2015 ( Selasa Wage ):
Sangat baik untuk upaya pengobatan orang Stres bahkan orang gila, cenderung cepat maendapat kesembuhan. Apalagi disyarati tangannya di-
baluri dengan kulit pohon Turi yang sudah ditumbuk lembut. Untuk kulakan ternak berkaki 4 dan berkaki 2 sangat bagus. Akan tetapi sebaiknya menghindari pekerjaan atau kegiatan yang penting/diperlukan, seperti mendirikan rumah, boyongan rumah, khitanan dan mantu. Hari ini bertepatan dengan
Lebu Katiyup angin. Banyak perjuangan yang sia-sia seperti debu yang tertiup angin.
Tanggal 10 Juni 2015 ( Rabo Kliwon ):
Rahayu. Baik untuk memulai membabar/membuat pusaka seperti keris, tombak dll. Baik untuk melakukan Mahar/Mas kawin untuk pusaka keris, tombak dan pusaka-pusaka lainnya. Untuk mencari jodoh pendamping hidup sangat baik. Hari ini juga hari
Lebu Katiyup Angin.
Tanggal 11 Juni 2015 ( Kamis Legi ):
Rahayu. Baik untuk bepergian. Untuk segala keperluan dan pekerjaan juga baik hasilnya.
Tanggal 12 Juni 2015 ( Jum'at Paing ): Hari ini bertepatan
Bangas Padewan, tidak baik untuk Mantu atau punya hajad penting seperti Nikahan dan Khitanan.
Tanggal 13 Juni 2015 ( Sabtu Pon ):
Rahayu, cenderung banyak rejeki beruntun pada hari ini. Siklus kondisi alam pada hari ini banyak berpihak kepada penghuninya jika pola pikir dan perilaku selaras dengan kehendak alam.
|
Bathara Cakra, Simbol Wuku Gumbreg |
Wuku Gumbreg dibawah pengaruh Dewa Bumi Batara Cakra. Kayunya: Waringin/Beringin. Bisa menjadi tempat berlindung bagi yang membutuhkan. Burungnya: Ayam hutan. Disayang bangsawan atau priyagung. Perintahnya dingin didepan tetapi panas dibelakang, artinya, cara memerintah tenang tapi harus terlaksana apa yang diperintahkannya. Wuku Gumbreg:
Geter pater wong tiningku abane, artinya: orang pada segan membantah perintah atau intruksinya. Celakanya: Jika Tenggelam. Kala/Apesnya: berada di Selatan menghadap utara. Selama durasi wuku Gumbreg dari tanggal 07 Juni ~ 13 Juni 2015 ( Minggu Paing ~ Sabtu Pon ) jangan melakukan perjalanan jauh ke arah Selatan.
Catatan: wuku Gumbreg dibawah pengaruh Batara Cakra, dewa lambang Sastra dan Budaya juga yang menguasai Pustaka, maka selama wuku Gumbreg sangat bagus sekali untuk mendalami pustaka-pustaka kuna, akan lebih sangat mudah merasuk dalam jiwa. Konon Batara Cakralah yang menurunkan pustaka/kitab Jitabsara dan ajaran Hasta Brata/Astabrata kepada bagawan Palasara (disebut juga Parasara) di pertapaan Ratawu, yaitu kawruh tentang doktrin kepemimpinan dan ketatanegaraan. Ajaran Astabrata itu juga diberikan Begawan Kesawasidi kepada Risang Dananjaya.
Wuku Gumbreg, keris yang cocok adalah: keris dapur Jalak Sangu Tumpeng, keris dapur Jalak Dinding/Diding. Keris dapur Jalak Sumelang gandring, keris dapur Jalak Tilam sari. Keris dapur Jalak Ngore. Keris dapur Condong Campur, keris dapur Panimbal.
Wuku Gumbreg kali ini masuk dalam Pranoto Mongso Sadha. Dengan condronya mongso: "Tirta sah Saking Sasana" Mongso Bediding, arang wong kringeten, mangsane bubar panen. Bayi kang lahir ing mongso iki watakke Sedengan.
Komentar
Posting Komentar
Konsultasi/diskusi lebih lanjut, silahkan posting di kolom komentar